Bertemu si Petarung (Pelilean Tarsius Belitung)

Chepalopacus Bancanus Saltator merupakan primata terkecil dunia, primata ini dikenal dengan nama (Pelilean) endemik belitung. Tarsius merupakan hewan Nocturnal dengan ciri khas mata besar yang sangat adaptif untuk penglihatan malam hari. Ukuran tubuh tarsius sekitar 9-16 cm dan ekor yang lebih panjang dari tubuhnya, Memiliki mata besar yang membantu mereka melihat dengan baik dalam kegelapan, Telinganya besardan dapat bergerak secara independen, membantu mereka mendeteksi suara dari mangsa, Tarsius juga merupakan primata karnivora yang memakan serangga dan hewan kecil seperti burung, kelelawar, dan reptil kecil.

Tarsius Center Indonesia (TCI) merupakan transformasi dari lembaga yang sebelumnya bernama Kelompok Peduli Lingkungan Belitung (KPLB). KPLB berdiri pada tahun 1997 dan secara aktif melakukan program pendampingan masyarakat, edukasi dan juga konservasi di Bangka Belitung. TCI merupakan organisasi yang bertujuan untuk mengembangkan dan melestarikan keanekaragaman hayati di Indonesia serta membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan prinsip keadilan dan keberlanjutan.

PERJALANAN KONSERVASI

  • 2006-2008 TCI melakukan penelitian pertama tentang Tarsius Belitung dengan fokus menghitung populasi di alam liar.
  • 2008 diundang ke Kongres Lingkungan Se-ASIA Di Manila Fillipina dan pertamakali memperkenalkan Tarsius Belitung ke dunia
  • 2008 tarsius Bangka Belitung akhirnya terdaftar di badan dunia IUCN dengan status “endangered” dan “Data Deficient” yaitu data tentang tarsius Bangka belitung masih sedikit dan kurang.
  • 2008-2016 TCI melakukan berbagai pernelitian tentang Tarsius Belitung untuk menambah data scientific Tarsius.
  • 2010 mulai membangun pusat penelitian, konservasi dan edukasi tarsius dengan nama Wisata Alam Batu Mentas & Tarsius Sanctuary Penyerahan penghargaan EQUATOR PRIZE 2015 oleh Administrator UNDP di Paris, Prancis
  • 2010 Tarsius menjadi icon fauna identitas
    provinsi Bangka Belitung berdasarkan kaputusan Menteri Dalam Negeri Nomor:
    522.53-958/2010.
  • 2011 TCI mendapatkan penghargaan WANA LESTARI AWARD dari Kementrian Kehutanan RI atas keberhasilan upaya konservasi Tarsius. 2015 TCI mendapat penghargaan dunia Equator Prize dari PBB yang diserahkan pada puncak KTT Perubahan Iklim di Paris, Prancis
  • 2019 TCI mendapatkan penghargaan tertinggi Tourism “Tourism for Tomorrow Award” dari World Travel & Tourism Council (WTTC) di Sevilla, Spanyol.
  • 2019 TCI juga diundang untuk presentasi pada Trondheim Biodiversity Conference di Norwegia. TOURISM TOMORROW
    Presentasi pada acara WTTC Global Summit 2019 & menerima penghargaan “Tourism fo Tomorrow Award dari WTTC di Sevilla, Spanyol”Agustus 3, 2024