Tentang Tarsius Center Indonesia!

Tarsius Center Indonesia (TCI) lahir dari keyakinan bahwa keberlanjutan masa depan merupakan akumulasi dari kebaikan kualitas hidup seluruh makhluk hidup, yang telah diupayakan sejak saat ini. Keterkaitan manusia dengan alam dalam mata rantai kehidupan dipandang perlu untuk menyelesaikan permasalahan sehari-hari. Pengembangan masyarakat yang berkelanjutan, pengelolaan sumberdaya alam dengan kelembagaan masyarakat bersama multi-stakeholder menjadi beberapa cara TCI turut mendorong kapabilitas masyarakat, mengelola sumber daya untuk menciptakan kualitas kehidupan bagi semua makhluk hidup.

TCI merupakan transformasi dari lembaga yang sebelumnya bernama Kelompok Peduli Lingkungan Belitung (KPLB). TCI merupakan sebuah yayasan dan telah terdaftar di Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Informasi Tambahan

Beberapa info tentang TCI dapat disimak di youtube.com. Berikut tautan videonya

Cek Video

Nilai

TCI percaya sumber baik kehidupan datang dengan nilai yang baik.​​

  • Asli: TCI Menghormati dan menggunakan pengetahuan lokal dan karakter asli masyarakat sebagai landasan untuk memberikan dampak.
  • Terintegrasi: Menyelaraskan berbagai potensi daerah dengan keterlibatan berbagai pemangku kepentingan.
  • Keberlanjutan: Menjamin keseimbangan antara manusia dan lingkungan yang memberikan dampak bagi generasi sekarang dan mendatang.
  • Inklusif. TCI memahami berbagai sudut pandang orang atau kelompok lain dengan latar belakang berbeda untuk dapat berkarya dan bangkit bersama.
  • Integritas. Konsisten dengan nilai-nilai yang dijunjung TCI.
  • Inovasi. TCI mendorong berbagai ide dan kreativitas yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan.

Sejarah dan Penghargaan

TCI merupakan transformasi dari lembaga yang sebelumnya bernama Kelompok Peduli Lingkungan Belitung (KPLB) dan berdiri di tahun 1998. Adapun dasar awal didirikannya KPLB beserta aktivitas yang dilakukannya adalah karena Belitung memiliki ancaman lingkungan yang sangat besar khususnya dari pertambangan (timah) yang mana saat ini selain tambang yang dilakukan di daratan juga mulai masuk rencana eksploitasi tambang timah di laut.

Selain itu cadangan hutan Belitung saat ini sudah hampir habis berganti dengan masuknya perkebunan kelapa sawit skala besar yang kemudian sangat mempengaruhi ketersediaan air tanah, sungai, serta iklim makro Belitung sebagai daerah kepulauan.

Oleh karenanya sangat penting untuk melakukan konservasi, penyadaran masyarakat, serta menciptakan alternatif mata pencaharian yang berwawasan lingkungan bagi masyarakat.

Perjalanan panjang dari berdirinya KPLB sampai bertransformasi menjadi TCI menjadi bukti konsistensi dari perjuangan yang dilakukan. Dan beberapa prestasi yang pernah lembaga ini dapatkan yaitu: 

  • Wana Lestari Award tahun 2011 dari Kementerian Kehutanan RI untuk inisiatif pelestarian satwa langka Tarsius Bancanus Saltator, pelestarian tanaman hutan, membantu menjaga kawasan hutan dari illegal logging & memberdayakan masyarakat kawasan hutan dengan program pembangunan Taman Wisata Alam Batu Mentas & Tarsius Sanctuary.
  • Coastal Award tahun 2012 dari Kementerian Kelautan Perikanan RI atas Inisiatif pelestarian penyu dan terumbu karang. merubah masyarakat dari penangkapan ikan menggunakan potasium & bom serta pemberdayaan masyarakat pesisir melalui ekowisata dengan konsep terpadu pembangunan destinasi ekowisata Kepayang Conservation Island.
  • Equator PRIZE tahun 2015 dari UNDP untuk inisiatif program “From Ridge to Reef
  • Tourism for Tomorrow Award tahun 2019 dari World Travel & Tourism Council (WTTC)

Partner Kami